Well, setelah beberapa bulan blog ini gak ada postingan baru. Akhirnya
ada lagi yey!. Sorry guys, mungkin akhir-akhir ini gue jarang nge-posting ya, soalnya berhubung
gue sekarang kelas 9, dan harus rajin-rajin belajar. Daaaan modem gua rusak!
Kembali ke topik posting.
Alasan gue memosting dengan topik ini karna kemaren ada guru yang ‘membanding-bandingkan’
kelas gue sama kelas sebelah. Gue gak masukin ke hati kok kata-katanya dia.
Gue emang orangnya paling gak suka dibeda-bedain. Kenapa? Karena setiap orang mempunyai ‘kekurangan’-nya
dan ‘kelebihan’-nya masing-masing.misalnya, si “a” punya kelebihan bisa
main piano tapi si “b” ngga. Terus si “b” bisa salto tapi si “a” ngga. Setiap
orang juga mempunyai sudut pandang masing-masing. Jadi lo gak bisa nge-judge seenak udel lo dong!.
Gue juga pernah dibeda-bedain. Dan gue sangat-amat-benci sama orang
yang satu itu haha. Kalau masalah ‘beda-bedain’ satu ini emang udah nge-judge
banget beda-bedainnya. Dan dia udah melakukannya berkali kali. Semoga dia dapat
karma ya guys hahahahahaha.
Jadi gini, dia itu guru les gue. Sejujurnya pas gue baru pertama kali
ngeliat itu udah benci duluan. Karna gue bisa baca karakter orang dari mukanya.
Dia asik sih ngajarnya, tapi gue tetep benci. Gue pasti selalu di‘belakangkan’
sama orang ini. Siapa sih yang gak tersinggung kalo gak digituin. Gue tau kok
gue jelek,item,gendut. Tapi gue gak terima kalo digituin. Gue sabar,sabar dan
sabar. Dan akhirnya dia pindah! DIA PINDAH! D!@ p1Nd4h! wuahahaha waktu itu
temen-temen sekelas gue pada sedih, pada minta sama guru yang lain suruh ngajar
di kelas gue lagi. Digantiin sama guru yang lain. Ya walaupun gak terlalu asik
tapi gua lebih suka sama guru yang baru. Nard, seandainya lo pada tau apa yang
gua rasain saat itu eaaa.
BTW, SELAMAT HARI BLOGGER NASIONAL! SEMOGA MAKIN MAJU PARA BLOGGER
INDONESIA J(telat woy!,wekaweka)
Gua dapet cerita dari fanpage di Facebook!! Baca!!
Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan satunya lagi tidak. Tempayan yang utuh selalu dapat membawa air penuh, walaupun melewati perjalanan yang panjang dari mata air ke rumah majikannya. Tempayan retak itu hanya dapat membawa air set
engah penuh.
Hal ini terjadi setiap hari selama dua tahun. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan utuh merasa bangga akan prestasinya karena dapat menunaikan tugas dengan sempurna. Di pihak lain, si tempayan retak merasa malu sekali akan ketidaksempurnaanya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya ia dapat berikan.
Setiap Orang Memiliki kekurangan
Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak berkata kepada si tukang air, “Saya sungguh malu kepada diri saya sendiri dan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya”
“mengapa?” tanya si tukang air,”mengapa kamu merasa malu ?””Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa. Adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah
membuat mu rugi.”
Si tukang air merasa kasihan kepada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia menjawab,” Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.”
Tuhan sanggup memakai kelemahan kita untuk maksud yang indah.
Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali merasa sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor dan kembali tempayan retak itu meminta maaf kepada si tukang air atas kegagalannya. Si tukang air berkata kepada tempayan itu, “Apakah kamu tidak memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu ? tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan lain yang tidak retak itu ?” Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini, aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk dapat menghias meja majikan kita. Tanpa adanya kamu , majikan kita tidak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.”
Setiap orang memiliki cacat dan kelemahan sendiri. Kita semua adalah tempayan retak, namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk maksud tertentu. Dimata Sang Pencipta yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma, Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu dapat menjadi sarana keindahan Sang Pencipta.
Sumber Cerita
Gua dapet cerita dari fanpage di Facebook!! Baca!!
Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan satunya lagi tidak. Tempayan yang utuh selalu dapat membawa air penuh, walaupun melewati perjalanan yang panjang dari mata air ke rumah majikannya. Tempayan retak itu hanya dapat membawa air set
engah penuh.
Hal ini terjadi setiap hari selama dua tahun. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan utuh merasa bangga akan prestasinya karena dapat menunaikan tugas dengan sempurna. Di pihak lain, si tempayan retak merasa malu sekali akan ketidaksempurnaanya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya ia dapat berikan.
Setiap Orang Memiliki kekurangan
Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak berkata kepada si tukang air, “Saya sungguh malu kepada diri saya sendiri dan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya”
“mengapa?” tanya si tukang air,”mengapa kamu merasa malu ?””Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa. Adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah
membuat mu rugi.”
Si tukang air merasa kasihan kepada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia menjawab,” Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.”
Tuhan sanggup memakai kelemahan kita untuk maksud yang indah.
Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali merasa sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor dan kembali tempayan retak itu meminta maaf kepada si tukang air atas kegagalannya. Si tukang air berkata kepada tempayan itu, “Apakah kamu tidak memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu ? tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan lain yang tidak retak itu ?” Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini, aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk dapat menghias meja majikan kita. Tanpa adanya kamu , majikan kita tidak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.”
Setiap orang memiliki cacat dan kelemahan sendiri. Kita semua adalah tempayan retak, namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk maksud tertentu. Dimata Sang Pencipta yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma, Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu dapat menjadi sarana keindahan Sang Pencipta.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar